Jarno, lagi apa kamu? Aku sampai dicuekin gini, ujar Cuplis.
Siapa lu?, jawab
Jarno. Dia tetap pada kekhusukannya memandang layar smartphone.
Tega nian kau ini. Ya sudah. Aku mencari teman ngobrollain
saja. Alat itu telah menjadi masalah. Menjauhkan yang dekat meski mendekatkan
yang jauh. Tetapi kalau ada masalah di depan mata, apa iya akan meminta tolong
yang jauh? Ya sudahlah.
Eh eh eh eits!!! Jangan gitu dong Plis. Ok ok, sorry. Aku lagi
baca info penting nih tentang khalwat alias berdua-duaan antara lelaki dan
perempuan yang bukan muhrim dari grup whatsapp. Lihat ini.
Apa tuh? Asik gak?
Maksudnya?
Khalwat itu apa?
Khalwat itu adalah cara memasak tempe agar memiliki rasa
sate.
Kok bisa?? Gak mungkin itu.
Lha itu tau kalau itu gak bisa!!! Kan aku dah bilang tadi. Kamu
gak dengar po? Makanan mulu yang lu dengerin sih. Berdua-duaan alias pacaran.
Oooo, pacaran. Emang kenapa dengan pacaran?
Menurutmu?
Menurutku, pacaran ya suatu aktivitas sayang-sayangan.
Nah itu …. Cucok.
Ada yang salah?
Khalwat itu di dalam Islam dilarang. Nabi juga menyarankan
agar tidak melakukan khalwat. Karena akan mengundang bujuk rayu setan yang bisa
menjerumuskan orang yang berkhalwat kedalam perbuatan dosa.
Ooooooooooo…..
Nah, ini katanya ada penjelasan ilmiah yang mendukung
larangan berkhalwat. Ini aku lagi baca. Makanya tadi aku nyuekin kamu demi ilmu
pengetahuan.
Preeeeeeeeeetttt…. Bilang aja smartphone mu itu stupid!! Aku
pernah pakai terus tobat. Lemoooott bro!!
Meneng bae lambemu! Jadi gini, berkhalwat itu memicu
tumbuh-kembangnya sekresi hormone kortisol. Para ilmuan berpendapat bahwa hormone
tersebut penting untuk kinerja tubuh dengan syarat tidak berlebihan. Kenapa? Kalau
berlebihan akan memicu membludaknya nafsu birahi, nafsu sex alias seksual. Apalagi
kalau lawan jenisnya memiliki daya tarik yang aduhai.
Ooooooo…..
Tapi ada yang masih aku pertanyaakan. Pada sebagian
penelitian itu, aku setuju tetapi sebagian yang lain, aku tidak setuju. Menurutku,
larangan khalwat itu lebih bersifat preventif atau jaga-jaga. Laranganitu bukan
karena sebagai pemicu naiknya hormon kortisol sehingga memicu birahi karena
pada dasarnya setiap dua lawan jenis yang melakukan interaksi pasti menyebabkan
hormon tersebut naik. Yang menjadi permasalahan adalah penyalurannya. Islam
menjaga harkat dan martabat wanita agar terjaga kesucian dirinya karena wanita
adalah makhluk yang rentan dan cenderung disebut korban oleh masyarakat karena
perilaku free sex, misalnya. Menurutku, akar kata khalwat juga bukan sesempit
bahwa lelaki dan perempuan yang bukan muhrim berdua-duaan. Yang muhrim aja bila
berdua-duaan bisa disebut khalwat. Tetapi, bila hormon kortisol itu terproduksi
berlebih, yang khalwat muhrim itu bisa ada penyalurannya dan lebih jauh lagi,
yang muhrim itu lebih bisa mengatur kortisolnya daripada yang bukan muhrim.
Ooooooooooooo … tapi kan hormon kortisol itu baik buat
tubuh, Jarno.
Iya, selama tidak berlebihan. Kalau berlebihan bisa memicu
jadi birahi. Kamu belum punya saluran toh!!!
Oooooooooooo … kemudian
Cuplis clingak-clinguk kiri-kanan.
Ada apa Plis?
Aku mencari perempuan di sekitar sini. Kali aja ada.
Lho, buat apa?
Badanku pegel-pegel, Jarno. Kinerja tubuh pasti lagi kurang baik ini. Aku
mau meningkatkan hormon kortisol ku. Jadi aku butuh perempuan. Ya, cuma sekedar
untuk meningkatkan aja sih, gak sampai berlebihan.
Kampreeeeeetttt… gimana lu tau lu berlebihan atau gak?
Kalau ini si ucok dah bereaksi, berarti berlebihan.
Kampreeeeeeeettt
Jogokaryan, 290515/0729
0 komentar:
Posting Komentar