Minggu, 29 November 2015

Siapa, Manusia, yang Tahu Kapan Kematian Akan Tiba …


Tak juga aku. Sore itu, segerombolan awan tampak ganas di ufuk barat. Gelap, tebal, dan menggelapkan. Cahaya tak mampu menembus pekat-hitamnya. Aku menatapnya lama dan dalam dari tempatku bersandar dalam lelah penantian. Sempat hampir tak bisa aku berkedip menatapnya. Aku hanya berpikir, hujan akan segera tiba. Hujan yang selalu aku rindu kehadirannya. Hujan yang selalu berkata jujur meski menyakitkan. Aku tetap suka, tetapi.

Smartphone ku berdering. Sebuah pesan dari salah satu mahasiswa yang aku ampu, mengingatkan aku pada sebuah janji. Ah, rasanya aku ingin segera memenuhi janji itu. Waktuku tinggal 40 menit lagi untuk tidak terlambat datang menemui dia di tempat yang telah kami sepakati.

Selasa, 24 November 2015

Putus Nyambung Putus


Kemarau tahun ini, 2015, begitu istimewa: hampir sepanjang tahun. Disambut oleh ribuan bangunan hotel, sekumpulan pemuda dan orang-orang yang peka terhadap lingkungan juga ikut mendirikan komunitas #jogjaasat atau sejenisnya sebagai ekspresi penolakan terhadap berbagai bangunan pencakar tanah. Ya, pasalnya tidak sedikit warga yang mengeluh bahwa sumur mereka mengering.
Cuplis, coba nyalakan lagi saklar listriknya!, perintah Jarno kepada Cuplis.
Okay, Cuplis menyambungkan kembali arus listrik untuk membuat pompa air bekerja kembali.
Airnya belum naik, Plis.
Putus lagi?
Iya
Wah, sumur kita kering nih.
Gak kok, masih ada airnya tuh, lihat!!
Tapi kan pipanya tidak sampai menyentuh bibir air to??
Enggak
Itu permasalahannya!! Gimana bisa air naik!!
Jadi??
Jadi?? Jadi apa?
Kita butuh air!!