Kemarau tahun ini, 2015, begitu istimewa: hampir sepanjang
tahun. Disambut oleh ribuan bangunan hotel, sekumpulan pemuda dan orang-orang
yang peka terhadap lingkungan juga ikut mendirikan komunitas #jogjaasat atau
sejenisnya sebagai ekspresi penolakan terhadap berbagai bangunan pencakar
tanah. Ya, pasalnya tidak sedikit warga yang mengeluh bahwa sumur mereka mengering.
Cuplis, coba nyalakan
lagi saklar listriknya!, perintah Jarno kepada Cuplis.
Okay, Cuplis
menyambungkan kembali arus listrik untuk membuat pompa air bekerja kembali.
Airnya belum naik,
Plis.
Putus lagi?
Iya
Wah, sumur kita kering
nih.
Gak kok, masih ada
airnya tuh, lihat!!
Tapi kan pipanya tidak
sampai menyentuh bibir air to??
Enggak
Itu permasalahannya!! Gimana
bisa air naik!!
Jadi??
Jadi?? Jadi apa?
Kita butuh air!!
Haduh, gawat juga ya
kalau kayak gini. Air sujauh! Kemarau kali ini istimewa ya.
Pembangunan hotel
hotel juga istimewa. Ra ono mandeg e. uedian!, keluh Jarno.
Kita butuh air, Jarno!!
Apa salahnya dengan hotel!!??
Owalah kamu itu Plis
Plis… kamu sering liat gak??atau ngintip lah… pondasi bangunan mereka itu telah
menghancurkan susunan alur air tanah! Itu tampak ketika mereka menggali tanah
hingga kedalaman tertentu, njuk air tanah itu muncrat karena alurnya tersentuh.
Njuk alur itu ditutup pakai beton sebagai pondasi bangunan.
Ow, kayak bangunan di
belakang kita ini yak?
Iya!!
Weh weh weh weh,
Jarno.. airnya mengalir lagi nih!!!, Cuplis sumringah.
Mana??berhenti gitu
kok. Gak ada airnya gini kok.
Wah putus lagi. Kita ngobrolin
hotel lagi yuk… siapa tau, airnya ngalir lagi.
Dah dah dah, matiin
aja pompa airnya. Kasian dia bekerja terlalu keras untuk mengangkat air dari
sumur. Dia terlalu baik dalam melayani kita. Lha wong sesama kita yang punya
kuasa aja gak peduli kok. Disentil juga gak sensitive kok. Masa pompa air kita
diminta untuk kerja lebih keras daripada mereka?? Dah matiin aja. Kita istirahatkan
dia hingga besok hari.
Biar airnya nyambung
lagi?
Iya.
Okay.
Jogokaryan, 241115/1044
0 komentar:
Posting Komentar