Ingatkah kau, Jarno tatkala dulu kau masih duduk di bangku
SMP?, tanya Om John.
Apa yang harus aku ingat Om?
Apa pun yang kau masih ingat.
Tidak ada yang musti diingat.
Cobalah, apa yang pernah kau lakukan dulu sehingga kau
seperti sekarang ini.
Aku hanya ingat, dulu aku introvert.
Kemudian?
Aku sulit bergaul, hanya memiliki sedikit teman-teman
sebaya, yang selalu bersama-sama ketika berangkat sekolah mengendarai sepeda,
berkebut-kebutan di tegalan sawah, mampir di warung es ketan ireng sebelah
kamar mayat setiap kali pulang sekolah, jatuh terserempet di perempatan Tugu
Lawet kemudian disorakin oleh teman-teman dengan sebutan ‘goyang dombret’,
selalu dihukum mengelilingi alun-alun kota tiap kali pelajaran olah raga karena
tidak hafal gerakan-gerakan senam semi-militer, kemudian malah makan di warung
angkringan, hemmm,,, apa lagi Om? Dan untuk apa ini semua? Aku tak paham.
Nah, kau ingat perlahan. Yang lain, yang lain, tentang
pendidikanmu dan ujian nasionalmu dulu.