Rabu, 24 Juni 2015

Senandung Cinta Sang Nyonya


Rasa itu tak pernah pudar.
tak pernah pula ku pupuskan suatu harapan.
orkestra.
Tuhan kita Maha Luas.
Memintalah selalu kepadaNya tatkala tiap rengkuhan langkah kita
seperti menjangkau mangga di ujung pohon itu

selalulah bernyanyi
selalulah bernyanyi
selalulah bernaynyi
ke dalam tiap relung hati

Kamis, 04 Juni 2015

M, Hari Pertama


Cuplis belingsutan di teras BaitApat. Wajahnya sayu. Tak betah sekedar duduk atau berdiri barang sejenak. Selalu saja berpindah tempat. Entah sudah berapa kali. Terlihat enerjik memang bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam hitungan menit. Tetapi sesungguhnya, bukan enerjik tetapi lemah tiada bantah.
Masih sakit perutmu, Plis?, tanya Jarno sepulang dari warung membeli yang Cuplis butuhkan.
Masih, Jarno. Dan sekarang lihatlah aku, telah terkapar tiada daya macam ini. Lemes pisan euy…
Makanya jangan songong lu jadi orang. Kemarin nggodain mbok Sregep si penjual jamu itu sih. Dia kan manusia juga yang punya rasa lemes walaupun jual jamu kuat.
Ni lemesnya beda. Dia lemes muter-muter jual jamu, jalan kaki. Lha aku lemes karena M hari pertama cuy…
Itu kan cuma beda sebab aja, tetapi efeknya kan sam-sama lemes.