Heh!!! Itu beneran judulnya
kayak gitu, Om John?, sergah Cuplis.
Emang kenapa Plis?, sergah Jarno.
Iya, betul. Memang judulnya
seperti itu, jawab Om John. Ada
masalah, Cuplis?
Ow, gak kok Om John. Kalau ada
hal yang agak gimana gitu, langsung penasaran. Gue mah gitu orangnya.
Alangkah lebih baiknya, Om
John menyampaikan apa yang dimaksud dengan lupa kelamin, bujuk Paman Pithak.
Aku rasa pun demikian
baiknya, jawab Om John.
Cucok booo, cericau Cuplis.
Baiklah, kawan-kawanku yang
dirahmati Allah. Pada kesempatan Celoteh Malam Minggu kali ini, saya ingin
curhat sedikit tentang cinta.
Ciye ciye ciye ciye, sahut Cuplis dan Jarno yang merasa topik itu
adalah dunianya.
Om John belum bias move on
niyeeee…, gurau Cuplis.
Hust hust hust.. lambe mu kui
lho. Meneng!!!, gertak Jarno
Saya miris melihat fenomena
anak-anak muda jaman sekarang ini. Bahkan mereka yang duduk dalam lingkungan
akademik, terdidik, mampu berpikir bebas tapi kebablasan. Setahu saya, yang
namanya kelamin itu ya cuma ada dua: laki-laki dan perempuan. Apapun bahasanya
yang digunakan untuk menyebut, dimana-mana ya cuma ada dua itu. Memang,
pengakuan terhadap jenis kelamin itu pada dasarnya diklaim oleh budaya dan
persepsi masyarakat. Bahwa yang punya Rahim dan vagina adalah perempuan. Yang punya
penis dan zakar adalah laki-laki. Itu ciri-ciri fisik yang mudah diamati
sebagai penanda persepsi masyarakat.
Diamati cuk, kae rungokna!!, bisik Cuplis pada Jarno. Jal nggonamu
sing ndi tak amati keneh!!
Jarno
bergeming, acuh.
Baru-baru ini, masyarakat
tidak lagi puas dengan definisi laki-laki atau perempuan via fisik saja. Mereka
mencoba melihat dari sisi psikologis dan kedokteran. Bahwa tubuh laki-laki tapi
berjiwa feminin dikatakan sebagai jiwa yang terperangkap pad atubuh yang salah.
Juga sebaliknya. Apa gak edan itu!! Nyalah-nyalahke Gusti Allah. Emang e Gusti
Allah ki guoblog po?? Uedan kae wong!! Dari sisi kedokteran, yang diangap
paling logis dan paling klinis mendekati kebenaran, dikatakan bahwa secara
fisik adalah, misalnya, laki-laki tetapi secara kromosom dan hormon adalah
perempuan. Opo neh iki?? Njuk yang ngasih hormon dan kromoson ki sopo??mbok mu?
Bapakmu? Kalau mereka berdua yang menentukan ya jelas, ada kemungkinan salah. Tetapi
kalau yang ngasih itu semua Gusti Allah, apa ya salah? Njuk yang ngasih otak di
dalam kepalamu sehingga berpikir mengsle kayak gitu siapa? Ya Gusti Allah. Tapi
sing mengsle ki kowe!!ora iso menggunakan alat dengan baik.
Lha kenapa Gusti Allah
membiarkan ketidakbeneran ini terjadi, Om?, tanya Jarno.
Lha biar rame dunia ini. Biar
semua orang berpikir mencari hikmah yang telah disebar oleh Gusti Allah. Bukankah
Allah selalu menyampaikan bahwa ISLAM adalah agama orang-orang yang berpikir untuk
mencari cahaya kebenaran dari Allah SWT bukan klenik bukan sesaji. Allah juga
tidak akan merubah nasib suatu kaum selama kaum tersebut tidak berusaha
merubahnya. Jadi ibarat kamu bimbingan skripsi, njuk proposalmu diajukan kepada
pembimbing dan di acc, nah berarti kamu aman dan bias lanjut. Dari sudut
pandang pembimbing, skripsimu OKE. Tetapi kalau pembimbing memintamu revisi,
berarti ada yang salah. Nah, perkara kamu mau merevisinya atau tidak kan
terserah kamu to?? Tibalah saat pendadaran, njuk kamu ketahuan tidak merevisi,
lha kan rampung akhir cerita pendadaranmu. Dah jelas to hasilnya to.
Oya Om…
Ditambah lagi pernikahan
sejenis yang minta dilegalkan secara hukum. Otaknya dimana itu. Tujuan utama
pernikahan adalah untuk menghasilkan generasi penerus dengan jalan yang halal,
bukan SEMATA-MATA menyalurkan hawa nafsu. Orang-orang pintar itu yang
mengagungkan pernikahan sejenis atas nama HAM juga edan kok. Ra mikir. Sesama laki-laki,
bisa kawin? Bisa. Sesama perempuan bis kawin? Bisa. Tetapi kan tidak bisa
menghasilkan keturunan dari proses kawin itu! Cuma ngumbar nafsu birahi! Kalau cuma
mengumbar nafsu birahi,apa bedanya dengan ayam! Esensi pernikahan yang anut
mereka, tidak sampai pada tujuan asasi, yang katanya memperjuangkan Hal ASASI Manusia.
Lha opo kui nek kaya gitu!!
Lupa kelamin tu efeknya untuk
masyarakat lebih berbahaya daripada lupa ingatan.
Jogokaryan, 05052015/0848
0 komentar:
Posting Komentar