Senin, 11 Mei 2015

Hidup; Gak SeAnjing itu, Dab!


Kita ngomongin anjing nih Om John sekarang?, bertanya Cuplis.
Iya, Cuplis. Kamu suka?, jawab Om John.
Wolah, gak cuma suka Om, tapi suka beud, Cuplis ber-alay. Pokoknya yang nyinggung masalah asu ki aku suka Om.
Bisa aku pahami dengan baik pernyataan Cuplis itu Om. Asu kan bagian dari DNA nya Cuplis, serbu Jarno.
Asu kowe ki. Mbok meneng!!
Lha tenan to, Om…
Sudah sudah, anak muda..lebih baik kita sekarang simak saja apa yang akan Om John bagikan kepada kita semua. Semoga kita makin gelisah dengan keadaan dan berusaha mencari solusinya, lerai Paman Pithak.
Setuju!!!!, jawab Cuplis dengan semangat.
Menjalani hidup dalam berbagai aspek kehidupan tidak seAnjing yang anjing sering lakukan. Semua ciptaan Allah di dunia ini bisa menjadi bahan pelajaran di dalam agama. Aku yakin semua dari kita tau karakter utama dari anjing, Om John berbicara.
Menggonggong!!!, jawab Cuplis.
Walah asu ne njegog!, sindir Jarno.
Lambe mu ki lho dab!!!
Ya, menggonggong. Apa dibalik gonggongan anjing itu, kawan? Kapan saja anjing menggonggong?
Kapan aja kamu menggonggong, Plis? Ditanya Om tuh!!, serobot Jarno.
Sudah sudah, damai dong, lerai paman Pithak.
Gonggongan anjing adalah tanda bahwa dia ingin diperhatikan keberadaannya meskipun ketiadaan dia pun tidak akan kita merasa kehilangan atau kekurangan sesuatu. Sebagian besar dari kita adalah pengecut. Ketika bodoh, kita menyalahkan guru; ketika miskin, kita menyalahkan orang kaya; ketika lingkungan negara kacau, kita menyalahkan pimpinan negara; ketika hadir musibah, kita menyalahkan Tuhan; jangan-jangan ketika kita terjatuh dari kerikil kecil, kita menyalahkan kerikil kecil itu. Kita tidak harus menggonggong agar orang lain tau keberadaan kita. Virus anak muda jaman sekarang ini melalui social media. Mau makan aja upload foto, mau tidur update status, mau ini itu upload ini itu. Sampah itu!!! Anak muda yang dianggap modern gemar menyampah.
Aku paham Om.
Baru-baru ini aku membaca sebuah lukisan kehidupan nan mewah di sudut kota: Teknik Menjilat Pimpinan agar Naik Pangkat. Kerja macam apa ini.
Kasian betul itu pimpinan om John? Pimpinannya cewek apa cowok? Kalau cewek aku mau menjilatnya. Doggy style juga boleh lah, Cuplis berimajinasi.
YOUR FACE!!!
Bukan menjilat dalam arti harfiah, Cuplis. Tetapi menjilat di sini bermakna mencari perhatian dan mengagungkan seluruh kerjanya meskipun pekerjaannya tak seberapa. Agar pimpinan mengatakan hal hal positif tentangnya. Anjing menjilati majikannya agar dia mendapatkan makanan dari majikannya, bukan? Meskipun beberapa orang menganggap itu adalah bentuk cinta anjing kepada majikannya. Cobalah lihat, kasus anjing di Riau yang ditinggal majikannya selama lebih dari seminggu tanpa makanan, sepulangnya dari jalan-jalan majikan itu tidak mendapatkan jilatan kasih sayang anjing seperti sebelumnya tetapi terkaman rasa lapar. Apakah jilatan anjing itu adalah bentuk kasih sayang? Begitu pula karyawan yang gemar menjilat, suatu ketika dia akan menerkam pimpinannya.
Hidup tidak seanjing itu, dab, lanjut Om John, aku rindu pada mereka yang hidup untuk menghidupkan kehidupan. Indah. Kita bis amelihat karya-karya nyata dari mereka tanpa harus mereka menggonggong. Kita bisa melihat karya-karya mereka tanpa harus mereka menjilat para pemodal. Bangsa ini besar karena hasil keringat mereka tetapi justru kita yang mengerdilkannya.

Jogokaryan
110515/0945

0 komentar:

Posting Komentar