John sedang duduk di teras
Baitapat. Seperti setiap sore yang selalu dia lakukan. Menggumuli senja. Sebagai
pensiunan PNS, dia merasa galau akhri-akhir ini oleh keputusan tuannya yang
mengebiri gaji pensiunannya. Itu adalah sumber kehidupan dia sejauh ini. Bukan,
dia bukan dalam kondisi yang rapuh karena keputusan itu. Tetapi dia hanya tidak
mampu memikirkan betapa bodohnya dia dahulu ketika harus takluk oleh bujuk rayu
dunia dengan memilih menjadi seorang abdi negara karena pilihan politknya. Dan bagaimana
nasib jutaan PNS yang sudah terlanjur bodoh dan dibodohi oleh rutinitas semu
selama bertahun-tahun yang membuat otak-otak mereka mahal harganya karena masih
orisinil.
Cuplis dan Jarno datang dengan
wajah layu pula. Duduk. Mereka tak saling memandang. Masing-masing larut dalam
gelisahnya. Terpaksa, cicak menggugah mereka.
Apa ini?, Cuplis heran dan kaget. Kemudian dia membau. Juancuk. Iki tai cuk!!
Raja kok di-tai-in cecak. Raja
macam apa itu!! Hahaha, Jarno ngompor-ngompori.
John baru menyadari kehadiran
mereka.
Eh, kurang keras ngomong “juancuk”nya
biar biang juancuk dengar, sapa John dengan nada datar.
Biang juancuk, Om John?, Tanya Jarno
Iya, biang junacuk alias presiden
Republik Jancukers, si Sujiwo Tedjo kae.
Wuah, kalau itu benar-benar raja
itu. Raja jancuk. Gak kayak Cuplis. Ngaku raja tapi dimaki-maki orang hahaha
Kamu abis dimaki-maki orang,
Cuplis? Bukankah itu sarapan mu tiap hari?
Hahahaha…
Biasanya gak dimaki-maki Om,
jawab Cuplis. Cuma kali ini lagi apes aja.
Lha piye?
Tadi makan dan jajan di warung Mang Begal, om. Kita makan beberapa
gorengan dan yaaa… jajanan kecil lah om.
Kemudian Cuplis menceritakan
kronologinya.
Mang, buka warung macam gini, modal sampai berapa?, tanya Cuplis.
Yah,,, lumayan lah dan macem-macem sih. Ada yang 3 juta, 4 juta, 5
juta, ada juga yang lebih.
Lumayan juga yah.
Cuplis, aku dah kenyang ni. Janji ya, kamu yang traktir aku, sahut
Jarno.
Tenang Jarno, Raja sejati tidak pernah berbohong. Mang Begal, ini semua
berapa?
Ini satu, itu dua, itu empat ya, trus, susunya berapa kamu minum?
Susu? Ya dual ah. Kan fitrahnya segitu.
Yo wes, dua. Berarti tiga puluh ribu rupiah.
Okay mang. Terima kasih ya!!sampai jumpa besok, Cuplis dengan
santai mengajak Jarno pergi. Wajahnya sumringah. Tetapi tidak begitu dengan si
Jarno.
Eh eh eh eh, mau kemana kamu Plis??bayar dulu baru pergi!!
Lhoh mang!!aku slah apa?bayar apa?
Kamu dah beli barang daganganku, ya kamu bayar apa yang kamu beli!!
Eh mang, kalau mau jualan, belajar dulu dasar-dasar jual-beli jangan
sampai dah jadi pedangan tapi gak tau aturan main. Main bentak sana sini aja lu
mang.
Maksudnya??
PEMBELI ADALAH RAJA. Lihat itu Mang, tulisannya Mang Begal yang ditempel di dinding itu!!
Raja, mbah mu!!
Lha, hakikatnya seorang raja, ya harus dilayani, dihormati, dan
dimuliakan. Mana ada, raja makan trus disuruh bayar ma rakyatnya.ditambah lagi,
rakyat bentak rajanya. Tu rakyat gak tau diri namanya mang. Segera bersujud!!
Sujud ndasmu! Saiki koe milih bayar opo ndasmu ssebagai gantinya?tak
clurit kamu (Madurane metu)
Eh eh mang, kamu itu dari Lampung apa Madura je?
Gak usah kokean cangkem awakmu! Pilih ndi?
Lain lagi dengan Jarno, dia
menatap mereka berseteru dari arah yang semestinya. Mereka tampak jelas. Imaginasinya
melayang pada kisruh presiden dan partainya. Presiden pada definisi dan konteks
yang kurang tepat!
Jogokaryan
150315/1040
0 komentar:
Posting Komentar