Minggu, 15 Maret 2015

Pembeli Adalah Raja


John sedang duduk di teras Baitapat. Seperti setiap sore yang selalu dia lakukan. Menggumuli senja. Sebagai pensiunan PNS, dia merasa galau akhri-akhir ini oleh keputusan tuannya yang mengebiri gaji pensiunannya. Itu adalah sumber kehidupan dia sejauh ini. Bukan, dia bukan dalam kondisi yang rapuh karena keputusan itu. Tetapi dia hanya tidak mampu memikirkan betapa bodohnya dia dahulu ketika harus takluk oleh bujuk rayu dunia dengan memilih menjadi seorang abdi negara karena pilihan politknya. Dan bagaimana nasib jutaan PNS yang sudah terlanjur bodoh dan dibodohi oleh rutinitas semu selama bertahun-tahun yang membuat otak-otak mereka mahal harganya karena masih orisinil.
Cuplis dan Jarno datang dengan wajah layu pula. Duduk. Mereka tak saling memandang. Masing-masing larut dalam gelisahnya. Terpaksa, cicak menggugah mereka.
Apa ini?, Cuplis heran dan kaget. Kemudian dia membau. Juancuk. Iki tai cuk!!
Raja kok di-tai-in cecak. Raja macam apa itu!! Hahaha, Jarno ngompor-ngompori.
John baru menyadari kehadiran mereka.
Eh, kurang keras ngomong “juancuk”nya biar biang juancuk dengar, sapa John dengan nada datar.
Biang juancuk, Om John?, Tanya Jarno
Iya, biang junacuk alias presiden Republik Jancukers, si Sujiwo Tedjo kae.

Wuah, kalau itu benar-benar raja itu. Raja jancuk. Gak kayak Cuplis. Ngaku raja tapi dimaki-maki orang hahaha

Kamu abis dimaki-maki orang, Cuplis? Bukankah itu sarapan mu tiap hari?

Hahahaha…

Biasanya gak dimaki-maki Om, jawab Cuplis. Cuma kali ini lagi apes aja.
Lha piye?
Tadi makan dan jajan di warung Mang Begal, om. Kita makan beberapa gorengan dan yaaa… jajanan kecil lah om.
Kemudian Cuplis menceritakan kronologinya.
Mang, buka warung macam gini, modal sampai berapa?, tanya Cuplis.
Yah,,, lumayan lah dan macem-macem sih. Ada yang 3 juta, 4 juta, 5 juta, ada juga yang lebih.
Lumayan juga yah.
Cuplis, aku dah kenyang ni. Janji ya, kamu yang traktir aku, sahut Jarno.
Tenang Jarno, Raja sejati tidak pernah berbohong. Mang Begal, ini semua berapa?
Ini satu, itu dua, itu empat ya, trus, susunya berapa kamu minum?
Susu? Ya dual ah. Kan fitrahnya segitu.
Yo wes, dua. Berarti tiga puluh ribu rupiah.
Okay mang. Terima kasih ya!!sampai jumpa besok, Cuplis dengan santai mengajak Jarno pergi. Wajahnya sumringah. Tetapi tidak begitu dengan si Jarno.
Eh eh eh eh, mau kemana kamu Plis??bayar dulu baru pergi!!
Lhoh mang!!aku slah apa?bayar apa?
Kamu dah beli barang daganganku, ya kamu bayar apa yang kamu beli!!
Eh mang, kalau mau jualan, belajar dulu dasar-dasar jual-beli jangan sampai dah jadi pedangan tapi gak tau aturan main. Main bentak sana sini aja lu mang.
Maksudnya??
PEMBELI ADALAH RAJA. Lihat itu Mang, tulisannya Mang Begal yang ditempel di dinding itu!!
Raja, mbah mu!!
Lha, hakikatnya seorang raja, ya harus dilayani, dihormati, dan dimuliakan. Mana ada, raja makan trus disuruh bayar ma rakyatnya.ditambah lagi, rakyat bentak rajanya. Tu rakyat gak tau diri namanya mang. Segera bersujud!!
Sujud ndasmu! Saiki koe milih bayar opo ndasmu ssebagai gantinya?tak clurit kamu (Madurane metu)
Eh eh mang, kamu itu dari Lampung apa Madura je?
Gak usah kokean cangkem awakmu! Pilih ndi?
Lain lagi dengan Jarno, dia menatap mereka berseteru dari arah yang semestinya. Mereka tampak jelas. Imaginasinya melayang pada kisruh presiden dan partainya. Presiden pada definisi dan konteks yang kurang tepat!

Jogokaryan
150315/1040

0 komentar:

Posting Komentar