Minggu, 12 April 2015

Spasi





Sekian malam minggu berlalu, baru kali ini saya beranikan diri berjalan. Di sisi jalan yang ramai, ku temui Kesepian yang sedang duduk memandang lampu jalanan.
Merasa perlu, saya hampiri dia yang sedang sendirian menikmati malam.
Saya tawarkan sesuatu, “Ada yang bisa saya bantu?”
Tanpa menatap, dia pergi menyingkir.
Saya mematung. (FB-ET)

Dear kekasihku
Puisi itu sederhana. Hanya kata-kata yang terpisahkan oleh barisan spasi atau jarak. Dalam penulisan, spasi memberikan tanda kejelasan makna pada setiap kata. Dalam percintaan spasi menandakan kesetiaan. Keduanya memiliki fungsi yang sama: KEPASTIAN. (FB-ET)
Entah mengapa baru malam minggu ini ku sadari ingin berlaku berbeda. Melepas segala atribut yang biasa digunakan. Aku tanggalkan ponsel ku, motorku, pakaian resmiku (ku ganti dengan casual), tesis dan tulisan-tulisanku. Hanya sepenggal buku lusuh dan pensil ini yang masih menemaniku. Sempat sedikit hujan gerimis. Dan ku tanggalkan pula payung yang biasa meneduhi kita. Sungguh aku tak ingin bunuh diri seperti ketakutanmu karena air hujan. Aku masih percaya pada hujan yang selalu berlaku jujur.
Kekasihku,
Aku tak pernah menyangsikan keputusanku memilihmu. Kau memang bukan wanita “best seller” meski terkadang dalam duniamu, kau lah sang primadona itu. Dan terkadang pula, aku minder karenanya. Tetapi lambat laun, ku sadari benar adanya bahwa kau lah wanita “limited edition”. Yang “best seller” sering ada diskon, promo, kritik, buih-buih apresiasi pembaca atau tokoh, atau apalah itu. Tidak objektif aku memandangnya.tetapi kau, tidak. Aku menemukanmu dari gumpalan pasir yang menggunung. Dan kau duduk manis di puncak gumpalan itu. Aku harus mendakinya untuk menemui mu. (FB-ET)
Ibu dari anak-anakku,
Kau tau? Bahwa ada satu hal yang masih menyelimuti hari-hariku. Aku terus berusaha untuk tidak malas-malasan, untuk tidak membuang-buang waktu, plus untuk tidak selengekan. Agar suatu hari nanti anak kita datang tiba-tiba dari masa depan untuk inspeksi mendadak kegiatan bopo-nya di masa muda, dia tidak akan kecewa. Sungguh, aku ingin dia berkata, “Tuhan aku setuju dia menjadi ayahku di masa depan. Tetapi ingatkan dia untuk selalu tidak lupa sarapan”. (FB-ET)
 Ingatkah kau kekasihku,
Belum ada setengah tahun kita terbang. Hal yang masih menjadi misteri adalah kebahagiaan dan kesusahan. Kita sama-sama belum mampu menatap kedua hal tersebut. Tetapi ingatlah, kita masih hidup di dunia, semua yang ada hanyalah seperti ketika kita duduk bersama di tepian jalan Malioboro menikmati malam dan ribuan kendaraan berlalu lalang. Kadang kita menunjuk satu atau dua kendaraan yang menarik perhatian. Kita adalah kita, dan ribuan kendaraan itu adalah kesusahan dan kebahagiaan, dan kendaraan yang kita tunjuk adalah keputusan. Maka panggillah satu dari dua misteri itu, maka kita akan tahu dia menoleh ke arah kita. Tentu, kita ingin memanggil kebahagiaan. Tetapi bila kesusahan itu datang, maka yakinlah itu hanya sementara dan kebahagiaan akan kembali lewat untuk kita sapa.
Duhai canduku,
Kepastian ini pasti akan datang. Seperti tatkala dulu kita menyemai harapan, kemudian bisa sampai pada jalanan terang. Tuhan tak akan pernah sia-sia pada apa yang telah kita usahakan. Bahwa setitik cahaya akan datang menemui kita tatkala kita masih memiliki harapan.
Seeding hopes, changing lives.

Jogokaryan
12042015/0649

0 komentar:

Posting Komentar